laman ini sedang dalam penambahbaikkan..
sebarang kesulitan amat dikesali..

sejahteralah duhai negaraku...

Thursday, January 26, 2012

pada bayu yang membawa suara petang,
pada gemersik alunan dedaunan,
pada beburung yang menyanyi riang,
pada sawah padi yang sayup dipandang,
pada sungai yang mengalir tenang,
pada alam yang benar-benar mendamaikan,
pada kalian yang mengirimkan tenang dari tuhan..

sampaikan rinduku pada sebuah kedamaian,
sampaikan kasihku pada segalur kebebasan,
sampaikan cintaku pada sebuah kesejahteraan...

kedamaian, kebebasan dan kesejahteraan..
hadirlah dalam hidupku,
sebar luaslah bersama bangsaku,
bersemadilah di hati masyarakatku,
lantas..,
sejahteralah duhai negaraku..

Nkamariyah Hamzah | 24.01.12 | Arau, Perlis
READ MORE - sejahteralah duhai negaraku...

Manifesto Mahasiswa Peringkat Nasional

Wednesday, February 16, 2011

Kenyataan media ini disediakan berhubung pelancaran manifesto mahasiswa peringkat nasional oleh Pro Mahasiswa Nasional sempena pilihanraya kampus bagi tahun 2011. Manifesto ini dikenali sebagai “Kerajaan Mahasiswa; Mahasiswa Memimpin Mahasiswa”.

1.0 PENDAHULUAN

Pergolakan demi pergolakan yang berlaku dalam senario politik Malaysia bermula awal kemerdekaan negara pada tahun 1957 hinggalah ke hari ini hakikatnya memberikan impak yang besar kepada proses kematangan politik di peringkat kampus-kampus di seluruh Malaysia. Sekatan demi sekatan telah diwujudkan bagi memastikan arus kebangkitan mahasiswa di Malaysia terencat sekaligus mematikan prinsip-prinsip dan amalan demokrasi yang seharusnya menjadi tunggak pembentukan mahasiswa di kampus.

Kebebasan bersuara dan beraktiviti yang disekat secara jelas, pencabulan terhadap hak-hak mahasiswa yang juga merupakan sebahagian daripada entiti masyarakat Malaysia, kebajikan mahasiswa yang seringkali diabaikan, penyalahgunaan dalam pengurusan kewangan mahasiswa serta pelbagai elemen diskriminasi yang dilakukan terhadap mahasiswa telah merubah paradigma pemikiran mahasiswa Malaysia, menjadikan mahasiswa menjadi semakin mandom, lesu, penakut dan sebagainya.

Melihat kepada kebobrokan dan penyalahgunaan kuasa, serta penindasan sewenang-wenangnya terhadap mahasiswa, maka Pro Mahasiswa Nasional tampil, menyuarakan kehilangan percaya mahasiswa kepada mana-mana entiti atau badan bukan mahasiswa yang wujud di kampus mahupun di luar kampus dalam urusan mentadbir mahasiswa di kampus.

Justeru, hari ini, Pro Mahasiswa Nasional tampil bagi melancarkan satu manifesto untuk mahasiswa seluruh Malaysia yang dikenali sebagai “Kerajaan Mahasiswa; Mahasiswa Memimpin Mahasiswa

2.0 KERAJAAN MAHASISWA; MAHASISWA MEMIMPIN MAHASISWA

Kerajaan mahasiswa merupakan satu model pentadbiran mahasiswa di kampus yang bertindak sebagai pemimpin sebuah negara kecil mahasiswa di kampus di seluruh negara. Model kerajaan mahasiswa ini mengimplimenkan sepenuhnya kuasa pentadbiran di tangan mahasiswa atau lebih dikenali dengan konsep autonomi mahasiswa.

Melalui sistem kerajaan mahasiswa ini, mahasiswa akan menggubal sendiri akta untuk mahasiswa yang sejajar dengan Perlembagaan Malaysia, melaksanakan sendiri urusan pentadbiran mahasiswa dengan prinsip ketelusan dan penglibatan semua mahasiswa, menjalankan sendiri sistem pemilihan pemimpin mahasiswa yang lebih adil, telus dan bersih, meluluskan program-program mahasiswa berasaskan kepentingan dan kesepakatan bersama, menjaga kebajikan mahasiswa, sehinggalah kepada urusan mengawal pengaliran kewangan mahasiswa di kampus.

Pelancaran agenda Kerajaan Mahasiswa sebagai manifesto mahasiswa nasional adalah berasaskan dua faktor pendesak utama. Pertama, kegagalan pihak tertentu dalam menjalankan dan melunaskan hak serta tanggungjawab yang sepatutnya terhadap mahasiswa. Kegagalan ini menyebabkan mahasiswa hilang percaya kepada mana-mana entiti bukan mahasiswa bagi urusan pentadbiran mahasiswa. Pelbagai isu penyalahgunaan kuasa, penyelewengan kewangan aktiviti mahasiswa, sekatan terhadap kebebasan bersuara dan beraktiviti, menjadikan mahasiswa serik dan tidak lagi mahu diperkotak-katikkan oleh sesiapa saja. Mahasiswa mahu kuasa pentadbiran terhadap urusan kemahasiswaan diberikan sepenuhnya kepada mahasiswa.

Faktor pendesak kedua, kegagalan pihak universiti dalam memberikan proses pendidikan sebenar kepada mahasiswa. Mahasiswa sedar, proses pendidikan akademik adalah asas keberadaan mahasiswa di kampus. Namun, sebagai kelompok utama yang bakal mewarisi pucuk kepimpinan negara, mahasiswa juga perlu disiapkan dengan ilmu-ilmu pemerintahan dan pentadbiran. Melalui Kerajaan Mahasiswa, mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk memimpin Malaysia ke arah yang lebih baik. Dalam proses perlaksanaan, konsep kerajaan mahasiswa haruslah selalu diperbaiki seperti halnya dalam pemerintahan negara menjadikan proses kematangan mahasiswa yang terlibat dengan urusan pentadbiran ini menjadi lebih pantas.

Pemerintahan mahasiswa juga tidak seharusnya berlangsung sesuai dengan idealisme mahasiswa semata. Masih perlu syarat-syarat lain untuk terus dikenali sebagai pemerintahan mahasiswa yang baik, di mana mahasiswa dapat belajar bagaimana memimpin sebuah negara ke arah menjadikan gerakan mahasiswa sebagai gerakan moral dan intelektual (moral and intelectuality movement), gerakan politik dan nilai (political value movement) dan gerakan kebebasan berpendapat.

3.0 PENUTUP

Harapan di pihak Pro Mahasiswa Nasional adalah agar mahasiswa diberi ruang untuk memperkasakan potensi dan kemampuan diri, bukan sekadar di lapangan akademik masing-masing malah juga bagi menggilap potensi kepimpinan, menanam sikap prihatin dan bertanggungjawab terhadap kebajikan dan hak-hak mahasiswa juga meningkatkan kecaknaan mahasiswa terhadap segala perubahan sosial mahupun politik dalam atau luar negara. Mahasiswa memohon agar kami diberi ruang, diberi peluang dan ditunaikan hak kami sebagai sebahagian daripada entiti rakyat Malaysia.


MAHASISWA MEMIMPIN MAHASISWA

PRO-MAHASISWA NASIONAL

READ MORE - Manifesto Mahasiswa Peringkat Nasional

Malaysian students and social revolutions

Azly Rahman

I congratulate our students in Malaysia for being interested in activism again. At a time when race issues and racism is on the rise, we need voices in the wilderness to speak in unison en masse, eerily shattering the silence of the forest. We need those voices to haunt the corridors of academia; corridors that have been busy merely with issues of politicization of this or that, instead of becoming fertile areas to plant the seeds of philosophy and social revolutions. Our universities need to discuss critical issues in society and invite promoters of freedom. A few years ago Iranian president Mahmoud Ahmadinejad was invited to Columbia University in New York raise issues of global concern.

More importantly, Ahmadinejad was invited in the name of promoting and continuing the tradition of academic freedom. Our universities are more interested in inviting Mawi and Siti Norhaliza so that the students can continue to be glued to images of pop idols, and so that they will be turned into one-dimensional beings. We cannot continue to feed our students with bread and circuses. They need philosophy, political economy, multiculturalism, and scientific socialism on a daily basis.

The Mawi-Siti Norhaliza culture of thinking constructed in our universities are still reflective of false consciousness, mass deception, 1Malaysia, Hadhari-pop mania and iconoclasm, and emblematic of talking heads of money-making machines that prey especially upon the weakness of the Malay spirit.

How did we come to a stage in history that Kennedy-era economist Walt Rostow would call ‘the age of mass consumption of mass deception’? It is our fault that the state of affairs is nauseating.

We are being denied justice in virtually all aspects of governance. This is the legacy of hegemony wrought upon the nation through the 22-year rule of former premier Dr Mahathir Mohamad.This is the danger of letting one stay in power for way too long.Power corrupts and absolute power can corrupt absolutely.

We have not developed a critically conscious citizenry, we let the three branches of government collapse from the tree of knowledge that we artificially plant in order to showcase democracy to the world. We let the system silence the people and we dumb-down our educational institutions. We don't know exactly how the next general election will favour the despotic regime.

Danton of the French Revolutionary period lamented days before his execution: "... better be a fisherman than engage in all these". He may be wrong. We must all be like Robespierre, I suppose, and fight on until we conspire with fate to change the scheme of things.

I believe we will see natural justice take its course. As Rousseau said: "Everything is Good in the hands of the author of Things, everything degenerate in the Hands of man". Indeed the challenge is to stop the rot. Only with regime change will this be possible. Only through education for critical consciousness can the nation survive intact.

Our universities need to be turned into more intellectually challenging places and more systematically be forced to open their doors to critical dialogue. They must allow radical speakers to be invited. Students must not be denied the need to hear critical perspectives. Their minds must be cultivated with revolutionary theories that would teach them to revolt against all forms of oppression and domination.

We must demand that our schools and universities produce documents of change in the way we teach students about freedom of speech and improvement of thinking. We cannot allow our students to develop into leaders that we have now -- those interested in maintaining the status quo of a sinking ship.

The documents of change must succinctly state our commitment to raise the level of thinking of all students from pre-school to post-graduate schools. A higher order of thinking skills, critical thinking, and creative thinking must be made explicit goals. Benchmarks of higher-order thinking skills must be set and standards put in place.

Schools must bridge the achievement gap, educational resources must be allocated with equity so that we do not produce classes of people that will antagonise each other and lead the way for the kind of revolution we do not want to see - as in the case of France that culminated with the burning of Paris a few years back.

Multi-culturalism must be the foundation of our schools and educational institutions; the meeting of diverse needs of the learners and the creation of a nation of people who will not only respect one another's struggle but collaborate in removing regimes that create divisions in society; regimes that antagonize classes of people, using race and religion as tools of hatred.

We have a lot to do, as a nation. But we must begin with the unshackling of our mentality in solving problems. If our universities are merely interested in maintaining the hegemony of the ruling class and a corporatist despotic regime that thrives on slogans of economic progress via political stability, we cannot see deep into our national psyche, let alone heal it.

We cannot see the desire within that we wish to subjugate, tame, and put to moral and ethical use. ‘Desire’ here means the maintaining of the entity called the kerajaan, which produces men and machines that help run the mechanistic world of rampant corruption.

The machinery that supports this system is plagued with individuals and institutions that legitimise the propping-up of a broken judicial system, the advancing of sub-intelligent values in the way we teach our students in our universities, the empasis on material gains over spiritual cultivation, the prioritizing of wants over needs, the creation of hate groups, and the maintaining of a parliamentary culture that is fast degenerating into a state of denial.

Stop the rot in our educational institutions. Open our minds to possibilities of progressive changes. Let our imagination and hope for a just society run wild. Honor Socrates and the great thinkers of revolutionary change. Express rage against the machine.We do not have anything to lose except our mental chains.

READ MORE - Malaysian students and social revolutions

PROLOG; CITA-CITA BESAR!!!

Sunday, September 26, 2010

skrin laptop compaq presario cq40 ditenung lama..mata menatap kaku di skrin sedangkan khayalan di kepala menerawang entah kemana...

pap!!!mentol di kepala menyala tiba2..ha ha ha... lamanya tak menulis..kot dah berkarat hujung jari nak mnulis ni..dulu kat sekolah, pantang da kelas BM, laju jari nak menulis, kalah profesional typewriter...

tapi....

nak tulis apa ya? ha ha ha.. sekali lagi ketawa bergema satu per satu...tapi dalam jiwa ja..mmm apa ya??

teringat cerita Perempuan Berkalung Sorban..."tulislah apa yang menjadi concern kamu"kata Ibu guru..lalu, apa sih yang menjadi concern aku??? eh!!! tsasul plak berbahasa Indonesia..
lalu............

*********

CATATAN JURNAL 1: KEHIDUPAN KITA; KE MANA ARAHNYA

"Kelmarin..hanya tinggal kenangan, bersama peristiwa semalam..adakah, hari ini yang ku tempuh, kan bersinar untuk hari esok" bait-bait pertama dari lagu cinta dan harapan, alunan suara daripada kumpulan nasyid terkenal, Firdaus..

benar..kelmarin adalah kenangan yang tak mungkin mampu dicapai kembali. andai kenangan itu pahit sepahit hempedu, maka pahitlah ia sampai bila-bila, dan seandainya kenangan semanis gula melaka..manislah ia selama-lamanya...itulah dia masa yang berlalu, takkan mungkin digapai kembali..bak kata Imam Al-ghazali, "perkara yang jauh itu adalah masa yang berlalu".biarkan kenangan itu berlalu...semoga ia menjadi sempadan dan teladan dalam menjalani hari-hari mendatang....

jika kenangan yang berlalu adalah sesuatu yang tak mungkin dicapai, bagaimana pula dengan hari ini dan hari esok..

hari ini adalah landasan ke hari esok.. kata orang, hari esok adalah sesuatu yang belum pasti...kabur, bak kaburnya kabus pagi yang tebal..samar dan belum pasti..benar, hari esok adalah impian yang dicipta pada hari ini..namun, sekiranya impian utk hari esok tidak dilakar, bagaimana mampu kita melalui hari ini ke arah sesuatu yang lebih baik??

hidup perlukan perancangan.. perancangan jangka panjang dan perancangan jangka pendek...sebagai contoh, dalam tempoh 1 tahun, apa yang anda nak jadi??bagaimana dengan tahun ke-2, 5, 10 dan seterusnya...bagi diri seorang mukmin, seharusnya kehidupan ini disusun dan dirancang sebaiknya..dirancang mengikut skema dan tuntutan sbg hamba kepada Allah swt...

Makin besar matlamat dan tujuan yang kita inginkan, makin besar halangan yang bakal menimpa..halangan yang dimaksudkan bukan sekadar halangan usaha yang pastinya berganda-ganda, namun kadangkala halangannya berupa desakan jiwa dan runtunan rasa..disinilah martabat seorang hamba sedang dinilai oleh Sang Pencipta..sabarkah kita menempuhi halangan ke arah kebaikan? kuatkah jiwa raga melawan segala gelodak perasaan? tegarkah jasad menongkah arus yang bermacam-macam?

mencapai cita-cita yang besar, asasnya adalah diri kita...jiwa dan iman kita...akhlak dan peribadi kita..disinilah asasnya...manhaj ke arah pembinaannya bukan senang, bukan mudah, bukan kacang...namun pembinaan ke arahnya tetap perlu diteruskan...tetap perlu dilaksanakan...kerana tujuan kita adalah cita-cita besar itu..ya, cita2 besar itu....

*****
Klik!! butang save ditekan.. perkataan itu bergema lagi..CITA-CITA BESAR!!! CITA-CITA BESAR!!!...tapi, apakah????tepuk minda, tanyalah iman anda...

cita-cita besarku, apakah???

publish!!!!
READ MORE - PROLOG; CITA-CITA BESAR!!!

ERTI RAMADHAN PADA DAIE

Sunday, August 15, 2010

ramadhan datang lagi...bulan penuh maghfirah dan keampunan...semoga kita tergolong dalam golongan hamba-hambaNya yang beriman semata-mata keranaNya...dan bukan sekadar kerana hadirnya Ramadhan...justeru, bila ramadhan pergi nanti, haruslah diistiqamahkan amalan sepertimana di bulan Ramadhan..ramadhan sekadar perintis atau pembuka jalan ke arah ketaatan semata-mata keranaNya...ramadhan adalah sekolah persiapan bagi menghadapi 11 bulan yang lain...
NIKMATNYA RAMADHAN..

petang semalam, berkesempatan berbuka puasa di Masjid Jamek, kompleks petanian serdang atau lebih dikenali sebagai Masjid Mardi. terasa indahnya kehidupan beriman dalam ketaatan kpd Allah swt.. program bermula sekitar jam 7.10 ptg dengan bacaan tahlil, sehinggalah hampir ke waktu maghrib. kemudiannya semua jamaah bersedia dalam bulatan dan barisan, menghadap makanan dengan tertib dan beradab,dan segera berbuka puasa sekadarnya dengan jamuan yang disediakan.

suasana bergerak tenang dan tidak tergopoh gapah, sekitar 10 minit shj berbuka, dan beramai2 bergerak mendirikan solat maghrib berjemaah..bagi yang berkesempatan, solat sunat sblm maghrib masih sempat dilaksanakan kerana masih ada ruang masa..

seterusnya, membaca al-quran samada secara berkelompok atau bersendirian..begitulah seterusnya sehingga ke solat isyak secara berjamaah, seterusnya diikuti dengan solat tarawikh 8 rakaat diselangi diantaranya dengan tazkirah ramadhan daripada ust2 terpilih...

indahnya kehidupan beragama..terasa ruh kesufian sejuk mengalir dalam jiwa....mmmm

RAMADHAN BAGI PARA DAIE

bagaimana pula penghayatan Ramadhan bagi para daie??? pastinya berbeza kerana kadangkala tidak berkesempatan meraikannya secara bersendiri, sentiasa dalam kesibukan menguruskan program ramadhan....pening kepala memikirkan adakah program yang dianjurkan dapat menarik ramai pengunjung, seterusnya memberikan impak positif kepada pengunjung...ahhh...pusing lagi...ya lah...waktu petang sibuk menguruskan juadah berbuka bagi

"akak, saya rasa macam tak dapat menghayati Ramadhan kali ni. program Ramadhan kolej banyak sangat..mana lagi dengan program persatuan..." luah seorang adik yang aktif dengan usaha gerakan islam..

"k.kama, adik-adik kat kolej ramai yang mengadu tengah tension, pening kepala handle program ramadhan kat kolej, ada y cakap tak dapat nak sambut ramadhan dengan baik" keluhan sebegitu terdengar lagi...

saya yang mendengar hanya mampu tersenyum segaris... kalimat apakah yang perlu dikatakan... hmmmm

KEFAHAMAN Tunjang KETENANGAN...

Ramadhan adalah pesta ibadah...pesta bagi umat islam untuk kembali kepada fitrah...kembali kepada ketaatan kepadaNya...lihat saja di mana2 masjid atau surau, pasti ramai umat islam yang bertandang bagi mengerjakan ibadah kepada Allah...

buat adik2ku... ibadah bukan sekadar berpuasa di siang hari, bukan sekadar solat 5 waktu ditambah dengan amalan sunat...bukan sekadar itu.. ibadah adalah segala amalan yang dilakukan dan disandarkan semata-mata kerana Allah swt...

yakinlah adik2...dalam penat kita menganjurkan program ramadhan, dalam perit dan letih dalam kerja membentang tikar bagi solat tarawikh berjamaah, dalam pening dan pusing kepala dalam memikirkan urusan dakwah di kolej-kolej kediaman dan di sekitar kampus, pasti ganjaran yang Allah janjikan itu amat besar nilaiannya, tambahan di bulan ramadhan al Mubarak yang mana setiap amalan yang dilakukan dijanjikan ganjaran berganda...perghhh...tak terhitung ganjarannya..namun syarat yang pasti, keihklasan semata-mata kerana Allah swt...

dalam bergerak kerja, kefahaman haruslah didahulukan..kerana dari kefahaman barulah kita mengerti mengapa kita perlu melakukan sesuatu..dan dari situlah terlahirnya ketenangan dalam bergerak kerja...semoga ramadhan menjadi medan pencetus kepada kemenangan yang dinanti-nantikan...

yang ku nanti-nanti...Islam disanjung tinggi...

wallahu a'lam
masjid Putra, UPM

READ MORE - ERTI RAMADHAN PADA DAIE

MAHASISWA DAN GERAKAN

Friday, August 6, 2010

mahasiswa sana-sini...
























































































































gerakan mahasiswa kini...
lesu atau bagaimana??? dan mengapa???

kelesuan mahasiswa kampus, antara puncanya adalah

  • kehilangan idealisme sebagai seorang mahasiswa yang mahu merubah keadaan masyarakat (dalam kampus atau masyarakat luar kampus) ke arah budaya kehidupan yang lebih baik..
  • kurangnya sikap pedulisme dan kurangnya elemen inisiatif dalam menyusun gerakan.

sekadar memberi pendapat....

Kompleks mahasiswa, UPM
READ MORE - MAHASISWA DAN GERAKAN

R.A.M.A.D.H.A.N MADRASAH KEHIDUPAN...

Wednesday, August 4, 2010

sedar tak sedar, lebih kurang seminggu lagi, ramadhan bakal menjengukkan wajah kembali...bulan penuh barakah dan maghfirah kurniaan Allah swt buat hamba-hambaNya...hadiah istimewa terutamanya bagi hamba-hamba yang sentiasa ingin dekat dengan Pencipta...

bulan penuh rahmat dan keampunan merupakan sekolah buat insan bagi menjana tenaga dan energi bagi menghadapi 11 bulan lagi yang penuh mencabar. ramadhan hakikatnya adalah sekolah bagi membentuk sikap dan membina mahmudah dalam diri insan...

Ramadhan adalah sekolah...ramadhan adalah universiti...medan membina dan mentarbiyah... tarbiyah yang diterima langsung dari Allah...

ramdhan bakal menjelma kurang daripada 1 minggu lagi..namun belum pasti kita dapat merasainya kerana belum pasti kita masih berpeluang untuk bernafas sehingga ke saat itu...
dan seandainya kita dapat menghadapinya, adakah kita telah bersedia untuk mengejar rahmatnya sebaik mungkin??

rindu RAMADHAN...

READ MORE - R.A.M.A.D.H.A.N MADRASAH KEHIDUPAN...

terima kasih guru...

Monday, May 17, 2010

READ MORE - terima kasih guru...

hidupkan kembali budaya menulis..

Thursday, May 13, 2010

Ibu Guru : ok, siapa yang mau nanya? kok, annisa terus yang bertanya. Yang lain ngak ada. Ok, silakan Annisa

Annisa : tadi ibu bilang kalau semua orang bisa nulis. Kalu gitu apa yang harus kita tulis bu?

Ibu Guru : apa saja yang ingin jadi keinginan kamu. Tapi apa yang lebih bagus lagi, apa yang menjadi concern kamu. Apa yang menjadi concern kamu?

Annisa : kebebasan

Petikan dialog antara daripada filem yang mencetuskan kontroversi di Indonesia berjudul Perempuan Berkalung Sorban. Filem ini dikatakan cuba memburukkan system pendidikan islam di sekolah pondok (pesantren). Namun, penilaian ke atas filem ini bergantung kepada penonton untuk menilai samada dengan kaca mata positif atau negative.

Artikel kali ini bukanlah untuk membicarakan soal kontroversi filem perempuan berkalung sorban, mahupun soal kebebasan wanita sepertimana yang menjadi konsentrasi watak Mbak Annisa, atau soal kemerduan suara Siti Nur Haliza dengan lagu ketika cinta yang menjadi soundtrack filem ini. Tapi kali ini perbincangan mengenai menulis.

M.E.N.U.L.I.S.

Menulis bukanlah sejenis kuih yang enak dimakan dan jauh sekali adalah sejenis alat ajaib yang boleh didapati daripada poket doraemon. Menurut kamus dewan, perkataan menulis bolehlah diertikan sebagai …..

Ustaz A. Ubaidillah Alias melalui tulisannya di dalam novel berjudul Warkah Cinta Berbau Syurga menerangkan bahawa menulis adalah suatu proses yang bermatlamatkan menyampaikan sesuatu maksud tertentu. Menulis adalah menyatakan sesuatu yang berada di dalam minda. Sama seperti bercakap atau berpidato. Bercakap dan menulis memerlukan bahasa. Jika ada bahasa, barulah wujudnya komunikasi.

Budaya facebook vs budaya menulis

Kajian ini hanya dibuat berdasarkan penelitian dan pemerhatian serta ke beberapa blog anak muda. Berdasarkan kajian ini, dilihat beberapa buah blog ini kian lesu selepas fenomena facebook (termasuk blogku sendiri..huhu) Entry baru semakin berkurangan dan pastinya budaya menulis semakin berkurang. Mungkin penggunaan facebook yang lebih mudah dan capaian kepada orang lain yang lebih cepat. Entry yang dibuat lebih ringkas tanpa perlu memerah otak untuk menulis panjang menjadikan facebook menenggelamkan penggunaan blogspot, wordpress atau apa saja. Jadi, kesimpulan yang dibuat, facebook menenggelamkan budaya menulis di kalangan rakyat Malaysia terutamanya anak muda.

Kesimpulan

Kembali kepada petikan dialog di awal artikel ini. Tulislah sesuatu yang menjadi konsentrasi anda. Kerana dari menulis kita mampu menyampaikan sesuatu ilmu untuk dikongsi bersama. Hidupkan kembali peranan penulisan sebagai media utama dalam menyampaikan kebenaran. Teringat artikel Pakaq dalam blognya (zainulfaqar.wordpress.com) bertajuk Media Massa Era Nubuwwah. Betapa media memainkan peranan yang amat besar dalam proses kemenangan Islam. Bersama kita hidupkan budaya menulis supaya bukan sekar kita mampu menajamkan pemikiran sendiri malah mampu menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Wallahu ‘alam

Note:

1. apa yang menjadi konsentrasi aku pada masa ini?? Piala Thomas Malaysia vs China (14 MEI 2010).. nntkan kisahnya…

2. Menulislah krn menulis mngajar kita spy pndai menulis..(menulis ka menaip ya? Apa2 ja la..)


13 Mei 2010, 9.48 am

Tepi Tingkap, Aras 2, Villa Hamzah

Simpang Empat, Perlis

READ MORE - hidupkan kembali budaya menulis..

Ke Mana Tarbiyah Kita???


Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Agak lama kiranya laman ini dibiarkan menyepi.. bukan apa, mencari identity diri bagi meneruskan sisa-sisa kehidupan yang masih berbaki…









buku berjudul Prophetic Intelligent (Kecerdasan Kenabian) membahagikan proses pendidikan manusia kepada beberapa peringkat berdasarkan peringkat usia. Dan pada peringkat usia antara 20-25 tahun, manusia hakikatnya sedang mencari identity diri masing2, mencari jalan dalam kehidupan ini… 25-40 tahun adalah proses pengembangan jati diri itu dan kehidupan yang sebenar adalah pada usia 40 tahun ke atas. Life begin at 40, kata satu pepatah Inggeris.

Usia melangkah hari demi hari, bulan silih berganti dan tahun menginjak perginya. Masih terbayang penat lelah mengayuh basikal ke sekolah suatu ketika dulu, kenakalan ketika ponteng kelas jika guru yang mengajar kurang disukai, melangkahkan pengajian di kolej matrikulasi dan seterusnya melayakkan diri bergelar mahasiswa di UPM. Ah…segalanya masih terasa barunya. Dan setiap fasa itu menyumbang sesuatu pada diri ini menjadikan aku seperti aku pada hari ini.. setiap fasa itu ada elemen tarbiyahnya tersendiri…

Itulah tarbiyah.. satu proses berterusan ke arah sesuatu yang lebih baik pada diri kita. Memetik kata-kata ABi dalam blognya (takwinfardilmuslim.blogspot.com), “tarbiyyah bukan semata-mata fikrah. Tarbiyyah bukan semata-mata kekuatan hujjah. Tarbiyyah bukan semata-mata ilmiyyah...namun ianya adalah proses perubahan melalui pengalaman beramal dengan ilmu.. berpegang dengan fikrah.. juga pengalaman mengendalikan diri dalam berhadapan arus kehidupan yang penuh dengan kesibukan dan tanggungjawab perjuangan...”

tarbiyah adalah proses sepanjang hayat.. tarbiyah bukan hanya untuk mereka bergelar ulama’, atau mereka yang hebat berdemontrasi di jalanan, atau untuk ustaz-ustazah yang hebat berceramah. Namun, hakikatnya tarbiyah adalah keperluan setiap manusia yang inginkan kebaikan dalam kehidupan. Dan kebaikan itu hanyalah dengan menjadikan Islam sebagai pakaian dalam kehidupan.

Tarbiyah islamiyah mengajar manusia satu erti yang sama, menjadi hamba abdi kepada Allah swt. Satu aqidah, satu matlamat, satu Ummah..satu misi yang sama, rahmatan lil alamin..

“dan tidaklah aku menjadikan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”

Az-zariyat: 56

Jika kita adalah seorang pendidik, kita menanamkan asas-asas aqidah dalam diri anak didik kita. Jika kita seorang doktor, keindahan tawakkal, kebergantungan kepada Allah adalah pakaian kita. Jika kita adalah seorang ahli politik, perlaksanaan system politik islam, kejujuran dan amanah adalah akhlak diri kita. Dan seterusnya… walau siapapun kita, walau dimana kita berada, Islam adalah cara hidup kita.. itulah hasil tarbiyah islam bagi merealisasikan impian pembentukan daulah islamiyah..

Berbalik kembali kepada persoalan tarbiyah…

Kata ABi lagi…

Tarbiyyah adalah satu proses merasai pengalaman..bagaimana rasanya berpegang teguh dengan Islam sebagai cara hidup.. bagaimana rasanya bila beramal dan merasai lazat beramal.. bagaimana rasanya bila berjuang dan merasai pahit getir perjuangan... bagaimana rasanya susah payah perjuangan dan bersabar dalam bersusah payah.”

Misi perjuangan kita adalah rahmatan lil alamin… kerana islam itu adalah rahmat bukan hanya untuk kita tetapi untuk sekalian alam tak kira kita ini tergolong dalam kingdom apa, kelas mana, phylum, order atau spesies mana.(wah..masih berjiwa seorang biologist rupanya..beramal dengan ilmu). Pejuangan Islam tidak terbatas dengan perbezaan bangsa dan warna kulit. Islam for all…

Akhirul kalam…

1. Islam itu tidak hanya sekadar membaca al-quran dan solat 5 waktu atau ilmu menghalau hantu (seperti drama-drama tv sekrang), tetapi islam itu adalah satu cara hidup yang menjangkau setiap aspek kehidupan.. ekonomi, politik, pendidikan, kejuruteraan, kehakiman, perubatan, pertanian, muamalat dan sebagainya..

2. Tarbiyah islam tidak hanya sekadar dalam tamren, dalam halaqah usrah, dalam kuliah agama atau di atas tikar sejadah semata, tetapi elemen tarbiyah itu ada di mana-mana dan bila-bila masa. Hatta menyelamatkan anjing dari longkang pun ada elemen tarbiyahnya..

3. Manhaj tarbiyah kita tidak hanya melahirkan ahli politik yang petah berkata-kata dan berani menegakkan kebenaran di hadapan orang-orang yang zalim, tetapi seharusnya melahirkan sesiapa saja di kalangan manusia dengan satu persamaan iaitu ketaatan mutlak hanya kepada Allah swt.

“dan tidaklah aku menjadikan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”

Az-zariyat: 56

Hasil tarbiyah kita seharusnya melahirkan keperibadian yang mampu merempuh jahiliyyah dan mazmumah, melonjak qiyadah ummah, seterusnya menaungi rahmah (memetik kata2 ABi lagi..)

Note: tersentuh dengan ruh tarbiyah Ust M Nor (ABi) melalui penulisan dalam blog beliau

12 MEI 2010; 7.08 petang

Aras 2, Villa Hamzah

Simpang Empat, Perlis

READ MORE - Ke Mana Tarbiyah Kita???